Sebagai marketer, Anda bertanggung jawab untuk menarik leads dan meningkatkan konversi, sementara tim desain dan pengembangan (dev) fokus pada tampilan visual dan fungsionalitas website. Kolaborasi yang baik antara kedua tim ini sangat penting agar website tidak hanya indah dilihat, tetapi juga efektif menghasilkan leads dan penjualan.
Berikut panduan praktis untuk marketer dalam bekerja sama dengan tim desain dan pengembangan:
1. Sampaikan Kebutuhan Marketing dengan Jelas
Tim desain/dev bukan marketer, jadi Anda harus menjelaskan dengan spesifik:
✅ Tujuan utama website/halaman (lead gen, brand awareness, direct sales?).
✅ Target audience (siapa user-nya? Apa pain points mereka?).
✅ Key Performance Indicators (KPI) (CTR, conversion rate, time on page?).
Contoh Brief yang Baik:
❌ "Buat landing page yang bagus."
✔️ "Kita butuh landing page untuk campaign Google Ads dengan CTA utama ‘Download E-Book’. Targetnya profesional B2B usia 30-45 tahun. Prioritas: form conversion rate minimal 5%."
2. Gunakan Wireframe & Prototype Sebelum Final Desain
Daripada langsung meminta desain jadi, lebih baik:
📌 Buat wireframe sederhana (tools: Figma, Balsamiq, bahkan sketch di kertas).
📌 Diskusikan user flow (dari mana user datang? Apa aksi yang diharapkan?).
📌 Test prototype sebelum development untuk hindari revisi besar.
Tips:
3. Prioritaskan SEO & Performa Sejak Awal
Jangan sampai website cantik tapi lambat atau tidak SEO-friendly! Pastikan:
🔹 Struktur URL yang clean (hindari /page?id=123, gunakan /blog/seo-tips).
🔹 Optimasi gambar & lazy loading (agar tidak memperlambat loading).
🔹 Mobile-responsive & Core Web Vitals (nilai baik di PageSpeed Insights).
Kolaborasi dengan Developer:
4. Integrasikan Tools Marketing sejak Development
Agar tidak kerepotan belakangan, pastikan:
📌 Tracking pixels (Facebook Pixel, Google Ads) sudah terpasang.
📌 Google Analytics 4 & Google Tag Manager terintegrasi.
📌 CRM & email marketing tools (HubSpot, Mailchimp) bisa terhubung.
Tips: Buat dokumen requirement tech stack sebelum development dimulai.
5. Gunakan Bahasa yang Sama (Hindari Miskomunikasi!)
Tim marketing dan dev sering menggunakan istilah berbeda:
Istilah Marketing | Arti untuk Developer |
---|---|
"Landing page high-converting" | "Halaman dengan form, CTA jelas, minim navigasi keluar" |
"Website harus SEO-friendly" | "Perlu optimasi heading tags, alt text, internal linking" |
"Butuh fast-loading" | "Harus pakai caching, CDN, kompresi gambar" |
Solusi: Gunakan contoh nyata (bisa tunjukkan referensi website lain).
6. Lakukan A/B Testing Setelah Launch
Website tidak bisa langsung sempurna. Setelah live:
🔸 Test variasi CTA (warna, teks, placement).
🔸 Cek heatmap (tools: Hotjar) untuk lihat user behavior.
🔸 Optimasi terus berdasarkan data, bukan asumsi.
Kolaborasi yang Diperlukan:
7. Dokumentasikan Semua Permintaan & Perubahan
Agar tidak ada miskomunikasi:
📌 Gunakan project management tools (Trello, Asana, Jira).
📌 Buat daftar revisi dengan prioritas (high/medium/low).
📌 Selalu beri konteks saat minta perubahan (misal: "CTR rendah, mungkin karena warna button kurang mencolok").
Kesimpulan
Kolaborasi antara marketer, desainer, dan developer harus berbasis data & komunikasi jelas. Dengan mengikuti panduan ini, Anda bisa menghindari:
❌ Website cantik tapi tidak menghasilkan leads.
❌ Revisi berulang yang membuang waktu.
❌ Misalignment antara marketing goals dan eksekusi teknis.
🚀 Tips Terakhir:
📞 WhatsApp: +62 812-2713-4200